Minta saran dokter untuk jadwal obat asma dan penggunaan inhaler saat berpuasa - AlteaCare | Foto: Envato

Meski tetap bisa berpuasa seperti biasa, kita bisa kesulitan bila asma tiba-tiba kambuh. Lalu, bagaimana cara mengatasi asma saat puasa? 
Asma adalah gangguan yang membuat saluran pernapasan meradang, menyempit, dan membengkak. Peradangan ini menghasilkan lendir yang membuat kita jadi sulit bernapas.Saat asma kambuh, kita bisa merasa sesak napas. Menyempitnya saluran penapasan juga membuat kita mengeluarkan bunyi mengi saat ambil napas, ditambah dengan batuk-batuk. Sebagian orang juga mengalami asma disertai gejala alergi. 
Bayangkan jika kondisi ini terjadi saat sedang berpuasa. Tentu akan merepotkan, ya. Lantas, apakah orang yang asma tidak boleh berpuasa?Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/cara-cegah-asam-lambung-naik-saat-puasa-begini-saran-ahli-1649648697459" target="_blank">Cara Cegah Asam Lambung Naik Saat Puasa. Begini Saran Ahli!</a> 
<h2>Bolehkah orang asma berpuasa? </h2>Pada prinsipnya, boleh. Hal ini juga ditegaskan dalam sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Annals of Allergy, Asthma &amp; Immunology. Hasil penelitian memperlihatkan 90% responden dapat tetap sehat selama berpuasa. Sebanyak 13% responden mengaku tetap menggunakan obat-obatan yang sama seperti ketika tidak berpuasa. Namun, sebagian besar mengatur ulang jadwal mengonsumsi obat-obatan.Pengaturan jadwal obat memang penting dipertimbangkan. Ini mengingat orang yang asma dapat mengalami gejala yang lebih buruk jika tidak mengonsumsi obat-obatan selama berpuasa. Menghentikan obat dikhawatirkan bisa membuat asma kambuh.Ambil contoh saja soal penggunaan inhaler, yang bagi sebagian orang dengan asma tidak bisa dilepaskan dari kesehariannya. Bila penggunaan inhaler dianggap dapat membatalkan puasa, Anda bisa gunakan di waktu yang berbeda. <h2>7 Cara mengatasi asma saat puasa</h2>Bagi Anda yang punya gangguan asma, sebaiknya jaga kondisi agar tidak kambuh selama bulan puasa ini. Yuk, coba beberapa tips berikut ini! <h3>1. Berkonsultasi dengan dokter 
</h3>Idealnya, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis sebelum menjalankan ibadah puasa. Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi kesehatan serta meninjau apakah Anda tetap perlu mengonsumsi obat saat berpuasa. Atau, cukup dengan mengubah jadwal minum obat saja.Selain itu, Anda juga perlu segera mencari pertolongan apabila gejala asma muncul dan memburuk saat sedang berpuasa. <h3>2. Perhatikan penggunaan inhaler</h3>Umumnya, ada dua jenis inhaler yang digunakan orang dengan asma, yaitu controller dan reliever. Inhaler controller mengandung steroid diberikan sesuai resep dan dosis dari dokter. Sebagian orang disarankan menggunakannya dua kali sehari, sementara ada juga yang hanya satu kali sehari. Inhaler jenis ini tidak punya jadwal penggunaan yang kaku, sehingga bisa disesuaikan dengan puasa Anda.Sedangkan inhaler reliever digunakan bila seseorang dengan asma akut mengalami sesak napas. Inhaler ini bisa meredakan gejala sehingga tidak semakin memburuk. <h3>3. Perbanyak asupan cairan</h3>Kurangnya asupan cairan selama berpuasa, terutama jika Anda juga masih menyempatkan diri untuk berolahraga, bisa membuat kambuh dan memperburuk gejala asma.Maka dari itu, minumlah sebanyak-banyaknya saat sahur dan berbuka puasa. Ini juga dapat membantu menjaga hidrasi dalam tubuh serta melindungi epitel paru-paru. Jadi, aliran napas pun bisa lancar. 
<h3>4. Hindari aktivitas berat</h3>Aktivitas seperti mengangkat barang berat atau berolahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi tidak dianjurkan bila Anda mengidap asma. Pasalnya, saat melakukan aktivitas berat tubuh akan mengeluarkan keringat untuk mengembalikan temperatur tubuh. Semakin banyak keringat yang keluar, semakin banyak juga cairan yang hilang dari tubuh.Saat tubuh hilang banyak cairan, peluang Anda mengalami serangan asma juga tinggi.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/5-tips-olahraga-saat-puasa-perhatikan-waktu-jenis-latihan-1649149884521" target="_blank">5 Tips Olahraga Saat Puasa. Perhatikan Waktu &amp; Jenis Latihan!</a> 
<h3>5. Kedinginan? Pakai jaket!</h3>Tinggal di daerah bertemperatur rendah atau cuaca sedang dingin? Pastikan Anda selalu siap membawa jaket ke mana pun pergi.Pasalnya, salah satu penyebab asma kambuh adalah udara yang dingin. Jadi, jagalah suhu tubuh Anda agar tetap hangat, ya!<h3>6. Kendalikan diri</h3>Mengontrol emosi dapat membantu Anda supaya asma tidak sering kambuh. Sebab, stres dan ledakan emosi dapat jadi faktor penyebab kumatnya asma.Ayo, belajar kelola stres dan hindari hal-hal yang bisa bikin Anda emosi. Latih juga cara menghadapi serangan emosional ini dengan latihan pernapasan. Caranya, ambil napas selama tujuh detik, lalu tahan selama tujuh detik juga sebelum mengembuskannya. Lakukan beberapa kali agar bisa fokus dan menenangkan emosi.<h3>7. Kenali pemicu asma Anda</h3>Anda yang sudah mengidap asma bertahun-tahun pasti sudah hafal, apa saja yang bisa jadi pemicu kumatnya. Entah itu polusi udara, bulu binatang, perubahan cuaca, stres, dan lain-lain. Nah, faktor-faktor pemicu ini yang perlu Anda hindari.Itulah sejumlah cara mengatasi asma saat puasa yang bisa Anda coba.Jika Anda mengidap asma yang sering kambuh atau tidak terkontrol, segera konsultasikan dengan dokter spesialis paru di AlteaCare. Anda bisa lakukan telekonsultasi dari rumah saja untuk mendapatkan saran dan rekomendasi dokter, agar bisa beraktivitas dan berpuasa aman meski mengidap asma.Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan! Sumber:<ul><li>Erkekol, F. Ö., Çelik, G. E., Keskin, Ö., Güllü, E., Mungan, D., &amp; Mısırlıgil, Z. (2006). Fasting: an important issue in asthma management compliance. Annals of Allergy, Asthma &amp; Immunology, 97(3), 370-374. </li><li>
Healthline. Diakses pada April 2022. Is Asthma Curable?</li><li>
Asthma and Lung UK. Diakses pada Maret 2022. Fasting and asthma</li><li>
Kalhoff, H. (2003). Mild dehydration: a risk factor of broncho-pulmonary disorders?. European journal of clinical nutrition, 57(2), S81-S87. </li><li>
Ashtma.net. Diakses pada Maret 2022. Hydration in Asthma</li><li>
Better Health Channel. Diakses pada Maret 2022. Exercise - the low-down on hydration</li><li>
Asthma and Allergy Foundation of America. Diakses pada Maret 2022. Strong Emotions, Stress and Depression Can Trigger Asthma</li></ul>

7 Cara Mengatasi Asma Saat Puasa. Tidak Perlu Batal!

Lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis agar kondisi kesehatan selama Ramadan terjaga - AlteaCare | Foto: AlteaCare

Berpuasa selama 30 hari penuh bukanlah hal yang mudah. Apalagi buat mereka yang mengidap gangguan kesehatan kronis, seperti diabetes dan kolesterol. Kondisi kesehatan yang stabil harus jadi andalan agar Ramadan Anda aman.Supaya puasa lancar, tubuh butuh nutrisi, vitamin, dan mineral yang cukup. Sebab, kondisi tidak mendapat asupan makan dan minuman selama beberapa jam bisa bikin metabolisme tubuh terganggu.<h2>4 Kunci Supaya Sehat Selama Berpuasa</h2>Pola hidup seperti ini perlu dijalankan secara konsisten selama bulan puasa:<ol><li>Jaga pola makan. Perhatikan apa yang kita makan. Hindari makanan tinggi gula dan garam, dan pastikan Anda banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Sebab, jenis makanan ini bisa meningkatkan imunitas selama bulan puasa.</li><li>Jangan absen olahraga. Olahraga bisa membantu mengontrol gula darah dan tekanan darah selama berpuasa. Beberapa penelitian menyebutkan, olahraga juga bisa meningkatkan imunitas. </li><li>
	Jangan begadang! Atur pola tidur supaya sel-sel tubuh bisa dapat kesempatan untuk beregenerasi. Saat Anda bangun, badan terasa lebih segar dan siap puasa seharian.</li><li>
	Minum, minum, minum. Saat puasa tubuh kehilangan banyak cairan, sehingga kita perlu menggantikannya agar terhindar dari dehidrasi. Pastikan Anda banyak minum air putih setelah berbuka, ya!</li></ol><h2>Cek kesehatan jangan dilewatkan!</h2>Mereka yang punya gangguan kesehatan sebaiknya sudah berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai ibadah puasa.Beberapa gangguan kesehatan yang perlu perhatian khusus selama berpuasa adalah:<ul><li>	Diabetes </li><li>
	Hipertensi</li><li>
	Kanker</li><li>
	Ginjal </li><li>
	Jantung</li></ul>Dan, sepanjang bulan puasa pun sebaiknya Anda segera berkonsultasi jika merasa ada perubahan kondisi. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran dan rekomendasi seputar pengaturan makan sahur dan berbuka, maupun terkait pola aktivitas.Sementara kita yang sebelumnya tak ada keluhan juga mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala tertentu selama berpuasa. Misalnya saja, gangguan maag yang tiba-tiba kambuh. Anda bisa manfaatkan promo menarik dari AlteaCare selama bulan Ramadan, berikut ini:<ul><li>	Melakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis dengan membayar 50 ribu Rupiah saja</li><li>
	Membeli obat, vitamin, dan suplemen dengan diskon hingga 50% di aplikasi maupun marketplace kesayangan Anda</li></ul>Yuk, manfaatkan promo menarik ini!&nbsp;Langsung buat janji dengan dokter spesialis dan beli vitamin untuk keluarga di rumah. Segera unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan registrasi sekarang juga! 
 Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada April 2022. How Much Water Should You Drink Per Day?</li><li>
Healthline. Diakses pada April 2022. How Sleep Strengthens Your Immune System</li><li>
Healthline. Diakses pada April 2022. 15 Foods That Boost the Immune System</li><li>
Medline Plus. Diakses pada April 2022. Exercise and immunity</li></ul>

Jaga Kesehatan Selama Puasa. Konsultasi Dengan Dokter Bila Perlu!

Cek kadar gula darah secara teratur supaya puasa Anda aman - AlteaCare | Foto: Envato

Bisa dibilang, berpuasa adalah tantangan yang besar bagi orang dengan diabetes. Setiap tahun, mereka selalu dilanda dilema, apakah bisa berpuasa atau tidak. Ini tidak mengherankan, sebab orang dengan diabetes harus selalu mengontrol kadar gula darahnya. Bila terlalu tinggi atau terlalu rendah, tentunya tidak baik untuk kesehatannya.Data dari International Diabetes Federation pada 2021 memperkirakan, ada lebih dari 150 juta umat Muslim yang mengidap diabetes. Kondisi gangguan metabolisme yang dialami membuat penderita diabetes dapat mengalami komplikasi saat berpuasa, seperti:<ul><li>	Hipoglikemia atau kadar gula darah yang terlalu rendah</li><li>
	Hiperglikemia atau kadar gula darah yang terlalu tinggi</li><li>
	Dehidrasi</li><li>
	Ketoasidosis diabetik atau komplikasi yang disebabkan tingginya kadar keton dalam tubuh—ini dapat dialami oleh orang dengan diabetes tipe 1</li></ul>Itu sebabnya, penting bagi pengidap diabetes untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter spesialis sebelum memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa. 
Baca juga:<a href="https://alteacare.com/article-detail/4-mitos-dan-fakta-seputar-penyakit-gula-atau-diabetes-1635993385350" target="_blank"> 4 Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Gula atau Diabetes</a> 
<h2>Waspadai kadar gula darah</h2>Tidak mengonsumsi makanan dan minum selama beberapa jam bisa menyebabkan adanya perubahan pada kadar gula darah kita. Saat sedang berpuasa, kadar gula darah akan turun, sementara saat kita makan untuk membatalkan puasa, gula darah bisa naik dengan cepat.Pada pengidap diabetes, kondisi yang harus diantisipasi adalah hipoglikemia dan hiperglikemia. Beberapa gejala yang dialami saat penderita diabetes mengalami hipoglikemia adalah:<ul><li>	Berkeringat dan gemetar</li><li>
	Pusing</li><li>
	Detak jantung cepat</li><li>
	Bibir seperti kesemutan</li><li>
	Emosi tidak stabil</li><li>
	Lelah</li></ul>Sementara kondisi hiperglikemia dapat membuat pengidap diabates mengalami keluhan berikut:<ul><li>	Sangat lelah</li><li>
	Penglihatan kabur</li><li>
	Rasa haus berlebihan</li><li>
	Sakit kepala</li><li>
	Sering buang air kecil</li><li>
	Napas beraroma seperti buah</li></ul>
<h2>Panduan berpuasa buat pengidap diabetes</h2>Supaya bisa berpuasa dengan aman dan tetap sehat, orang dengan diabetes harus benar-benar memahami dan memantau kondisinya. Idealnya, pengidap diabetes direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter 6-8 minggu sebelum mulai berpuasa. Dokter akan memeriksa kondisi kemudian menyarankan apakah Anda bisa berpuasa atau tidak. Kemudian, apa saja yang perlu dilakukan apabila Anda boleh berpuasa. Ketika sinyal lampu hijau sudah didapat, Anda juga tidak boleh lengah. Ikuti panduan berpuasa ini supaya kondisi Anda bisa terpantau dari waktu ke waktu:<h3>1. Cek kadar gula darah secara berkala</h3>Taat melakukan tes gula darah maupun suntik insulin sangat penting dilakukan serta tidak membatalkan puasa Anda. Justru keduanya bisa membantu Anda mengetahui dan mengendalikan kadar gula darah Anda.Perubahan pola makan selama bulan Ramadan bisa berpengaruh terhadap kadar gula darah Anda, sehingga perlu selalu diperiksa secara berkala:<ul><li>	Orang dengan diabetes yang berisiko sangat tinggi perlu mengecek kadar gula darahnya 3-4 kali sehari</li><li>
	Orang dengan risiko rendah dan sedang sebaiknya mengecek 1-2 kali sehari</li></ul>Lalu, kapan waktu yang tepat untuk cek kadar gula darah? Anda bisa memilihnya dari enam waktu berikut:<ul><li>	Saat sahur</li><li>
	Pagi hari</li><li>
	Tengah hari (Pk. 12.00 siang)</li><li>
	Sore hari</li><li>
	Sesaat sebelum buka puasa</li><li>
	Dua jam setelah buka puasa</li><li>
	Kapan pun Anda mengalami gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, atau saat Anda merasa tidak enak badan</li></ul><h3>2. Tahu kapan harus membatalkan puasa</h3>Jika di tengah berpuasa Anda merasa tidak sehat, segera batalkan. Mengutip dari International Diabetes Federation, Anda perlu membatalkan puasa apabila mengalami:<ul><li>	Kadar gula darah di bawah 70mg/dl (3,9mmol/L). Bila hasilnya antara 70-90 mg/dl (5,0-3,9 m mol/L), cek lagi kadar gula darah Anda satu jam kemudian.</li><li>
	Kadar gula darah lebih dari 300 mg/dl (16,6 m mol/L)</li><li>
	Gejala yang mengarah ke hipoglikemia, hiperglikemia, dehidrasi, atau gangguan penyakit akut lainnya</li></ul><h3>3. Sesuaikan juga pengobatan </h3>Selama berpuasa, pengidap diabetes dapat mengalami perubahan terkait dengan pengobatannya. Konsultasikan dengan dokter seputar dosis, waktu, hingga jenis obat yang perlu dikonsumsi untuk menurunkan risiko kadar gula darah turun drastis.<h3>4. Perhatikan menu sahur dan berbuka</h3>Bagi kebutuhan kalori dalam satu hari ke dalam waktu makan sahur dan buka puasa, kemudian tambahkan 1-2 kali makanan camilan sehat di antaranya. Pola makan berikut ini dapat diikuti supaya kadar gula darah stabil selama bulan Ramadan:<ul><li>	Seimbangkan menu makanan, mulai dari porsi karbohidrat, protein, hingga lemaknya. </li><li>
	Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan agar asupan serat pun tinggi</li><li>
	Kurangi jenis makanan yang mengandung banyak lemak jenuh</li><li>
	Saat memasak gunakan sedikit minyak saja</li><li>
	Penuhi asupan cairan antara waktu buka puasa hingga sahur di hari berikutnya supaya tidak mengalami dehidrasi. </li><li>
	Hindari konsumsi minuman berkafein dan minuman manis secara berlebihan. Kurangi juga pilihan takjil yang terlalu manis.</li></ul>
Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/infografik-7-jurus-anti-dehidrasi-selama-berpuasa-catat-supaya-puasa-lancar-1650270546641" target="_blank">INFOGRAFIK: 7 Jurus Anti Dehidrasi Saat Berpuasa. Catat supaya Puasa Lancar!</a> 
<h3>5. Dapatkan dukungan</h3>Pastikan orang terdekat mengetahui seperti apa kondisi diabetes yang dialami, sehingga dapat membantu memantau selama bulan puasa. Para pengidap diabetes juga bisa bergabung dengan komunitas para diabetesi untuk bisa mendapatkan informasi seputar gangguan yang dialami dan tips untuk hidup lebih sehat. Itulah panduan berpuasa buat pengidap diabetes.Buat Sobat Altea hingga kini masih ragu-ragu dalam menjalankan ibadah puasa karena khawatir akan kondisi gula darahnya, jangan khawatir. Segera lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare untuk mendapatkan saran dan rekomendasi ahli.Yuk, download <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan atur jadwal telekonsultasi segera! 
 Sumber:<ul><li>WebMD. Diakses pada Maret 2022. Can You Fast If You Have Diabetes?</li><li>
Everyday Health. Diakses pada Maret 2022. Is Intermittent Fasting Safe for People With Diabetes?</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. Intermittent Fasting and Type 2 Diabetes: Is It Safe?</li><li>
International Diabetes Federation. Diakses pada April 2022. Diabetes and Ramadan: Guide to a Safe Fast</li><li>
International Diabetes Federation. Diakses pada April 2022. Guidelines for people with diabetes</li></ul>

Panduan Berpuasa Buat Pengidap Diabetes. Selalu Cek Kondisi!

Anda bisa mengatasi cegukan tanpa harus minum air - AlteaCare | Foto: Envato

Cegukan memang dapat membuat ibadah puasa menjadi tidak nyaman. Saat ini terjadi, biasanya kita bingung cara menghilangkan cegukan tanpa membatalkan puasa.Kebingungan ini bisa dialami karena kita terbiasa menghilangkan cegukan dengan meminum air. Sementara saat sedang berpuasa, tentu kita tidak boleh makan atau minum apa pun.Masalahnya, jika dibiarkan terus cegukan dapat mengganggu kenyamanan saat menjalani rutinitas. Lalu, adakah cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi cegukan?Nah, berikut ini adalah cara menghilangkan cegukan tanpa membatalkan puasa!<h2>Apa penyebab kita cegukan?</h2>Sebelum mengetahui cara menghilangkan cegukan, kita harus mengetahui terlebih dulu penyebabnya.Ada beberapa hal yang bisa membuat kita mengalami cegukan. Ini bisa berasal dari pola makan atau kondisi psikologis kita. 
Melansir dari Healthline, berikut adalah beberapa penyebab cegukan:<ul><li>	Kebiasaan makan: Kita makan terlalu banyak, mengonsumsi makanan yang terlalu panas ataupun terlalu dingin, atau hobi mengunyah permen karet sehingga banyak udara yang masuk</li><li>
	Jenis makanan atau minuman: Makanan pedas, minuman beralkohol atau bersoda</li><li>Suhu atau cuaca yang berubah tiba-tiba</li><li>
	Aerophagia atau menghirup udara secara berlebihan dan terus-menerus</li><li>
	Kondisi emosional: Sedang sangat bersemangat atau sebaliknya sangat stres</li><li>
	Terkait tindakan medis: Baru saja menjalani tindakan bedah, terutama di perut, atau mendapat anestesi total sebelum menjalani tindakan</li></ul>Jika sudah mengetahui penyebabnya, Anda dapat mengantisipasi atau menghindarinya agar tidak sampai mengganggu ibadah puasa. 
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/5-tips-olahraga-saat-puasa-perhatikan-waktu-jenis-latihan-1649149884521" target="_blank">5 Tips Olahraga Saat Puasa. Perhatikan Waktu &amp; Jenis Latihan!</a> 
<h2>6 Cara menghilangkan cegukan tanpa membatalkan puasa</h2>Setelah berupaya menghindari penyebab cegukan, ternyata Anda masih saja mengalaminya. Untuk itu, Anda bisa coba beberapa trik berikut untuk menghilangkan cegukan tanpa harus membatalkan puasa.<h3>1. Tahan napas sebentar</h3>Ketika mengalami cegukan, cobalah tarik napas dalam-dalam dan tahan selama beberapa detik. Lalu, keluarkan perlahan. Ulangi ini hingga tiga sampai empat kali.Bila cegukan masih membandel, Anda bisa lakukan trik ini setiap 20 menit untuk menghentikannya.<h3>2. Tekan area di sekitar diafragma</h3>Diafragma adalah otot yang terletak di bawah paru-paru dan jantung, yang memisahkan rongga dada dan rongga perut. Menekan area diafragma dapat membantu menghilangkan cegukan. Anda bisa lakukan ini dalam posisi duduk bersandar atau membungkuk ke arah depan sedikit. Beri tekanan sedikit saja di area sekitar diafragma supaya tidak terasa sakit, ya!<h3>3. Gunakan kantung kertas </h3>Trik selanjutnya dapat dilakukan menggunakan kantung kertas. Posisikan kantung di mulut, ambil napas dalam-dalam lalu embuskan udara ke dalam kantung. Anda seperti akan membuat balon dengan kantung kertas itu.Teorinya, mengembuskan napas ke kantung kertas bisa dapat meningkatkan jumlah karbondioksida di aliran darah. Dengan begitu, otak jadi lebih berfokus mengeluarkan karbondioksida dari dalam tubuh sehingga perhatian teralih sejenak dari cegukan yang mengganggu.<h3>4. Peluk lutut</h3>Trik ini kurang lebih mirip dengan trik nomor dua. Anda hanya perlu ambil posisi duduk, lalu peluklah lutut erat-erat hingga sebisa mungkin menekan dada. Hal ini dipercaya dapat menghilangkan cegukan.<h3>5. Julurkan lidah</h3>Salah satu cara menghilangkan cegukan tanpa membatalkan puasa yang paling mudah adalah dengan menjulurkan lidah ke luar.Trik ini dipercaya dapat meredakan ketegangan pada diafragma dan merangsang saraf vagus. Saraf vagus adalah saraf terpanjang yang memiliki fungsi penting dalam tubuh manusia.Fungsi saraf vagus adalah mengatur gerakan pita suara, jantung, paru-paru, hingga sistem pencernaan. Ketika saraf ini teriritasi, kita bisa mengalami cegukan. Trik ini juga bisa membantu Anda mencegah muntah saat cegukan.Baca Juga:&nbsp;<a href="https://alteacare.com/article-detail/tips-meditasi-mudah-buat-pemula-tidak-pakai-ketiduran-1648520784534" target="_blank">Tips Meditasi Mudah Buat Pemula. Tidak Pakai Ketiduran!</a><h3>6. Tutup hidung</h3>Trik yang satu ini disebut juga Manuver Valsalva. Cara melakukannya: Tutup mulut dan hidung dengan tangan. Lalu cobalah untuk mengeluarkan napas sebisa mungkin, sekitar 10 hingga 15 detik.Kondisi udara yang dipaksa keluar dalam kondisi hidung tertutup bisa meningkatkan tekanan di area sinus dan telinga bagian dalam. Dengan begitu, cegukan pun dapat berhenti.Itulah sejumlah cara menghilangkan cegukan tanpa membatalkan puasa.Jika Anda mengalami keluhan kesehatan selama berpuasa, jangan tunda untuk lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis di AlteaCare, ya! Jika keluhan ini segera ditangani, Anda bisa melanjutkan hari-hari puasa dengan kondisi tubuh lebih optimal. Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada April 2022. Everything You Need to Know About Hiccups</li><li>
Medical News Today. Diakses pada April 2022. Everything you need to know about hiccups: Causes, treatments, and more</li><li>
Winchester Hospital. Diakses pada April 2022. True or False: Some Hiccup Remedies Actually Work</li><li>
Medical Daily. Diakses pada April 2022. Hiccup Cures: 4 Surprising Ways To Stop Hiccups, Based On Research</li><li>
Very Well Health. Diakses pada April 2022. The Valsalva Maneuver and the Vagus Nerve</li></ul>

6 Cara Menghilangkan Cegukan Tanpa Membatalkan Puasa

Ganti hilangnya cairan selama berpuasa dengan minum air putih lebih banyak saat berbuka dan sahur - AlteaCare | Foto: Envato

Tidak minum hampir seharian tentu akan membuat tenggorokan kering. Tidak hanya itu, tubuh kita juga mungkin bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan saat berpuasa.Dehidrasi bisa dialami di bulan Ramadan, saat kita tidak minum air seharian dan tetap menjalan rutinitas seperti biasa. Efek dehidrasi biasanya tidak berat, namun tetap saja mengganggu aktivitas.Menurut penelitian di International Journal of Environmental Research and Public Health, dehidrasi bisa memengaruhi kemampuan kognitif, seperti daya ingat jangka pendek dan konsentrasi. Begitu juga dengan kemampuan memecahkan masalah dan menghitung.Untuk itu, kita perlu cari cara hindari dehidrasi supaya tidak menggangu ibadah puasa dan rutinitas sehari-hari, seperti dalam infografik kali ini. <img src="https://elasticbeanstalk-ap-southeast-1-270086613765.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/uploads/1650270503126-7%20Jurus%20Anti%20Dehidrasi%20Selama%20Berpuasa-AlteaCare.jpg" style="position: relative; inset: 0px; box-sizing: border-box; border: none; width: 500px; height: auto; min-width: 100%; max-width: 100%; min-height: 100%; max-height: 100%;"> <h2>7 Jurus Anti Dehidrasi Selama Berpuasa</h2>Sobat Altea yang sedang berpuasa bisa mencoba kiat ini untuk menghindari dehidrasi saat berpuasa: <h3>1. Atur jadwal minum</h3>Tidak bisa bebas minum selama berpuasa bukan berarti kebutuhan cairan lantas terabaikan. Idealnya, kita minum delapan gelas sehari. Lalu, bagaimana kita mengatur waktu minum saat berpuasa? Coba gunakan rumus 2-4-2, yaitu minum dua gelas air saat berbuka puasa, empat gelas air di malam hari, dan dua gelas air lagi saat sahur. Perlu diingat, rumus ini adalah jumlah minimalnya. Jadi, kalau mau minum lebih banyak silakan saja. Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/antisipasi-dehidrasi-lakukan-4-cara-mengatasi-diare-ini-1632557989399" target="_blank">Antisipasi Dehidrasi, Lakukan 4 Cara Mengatasi Diare Ini</a> 
<h3>2. Kurangi aktivitas berat</h3>Aktivitas maupun olahraga di bulan puasa perlu disesuaikan. Sebaiknya, hindari olahraga berat dengan intensitas tinggi. Kok, begitu?Pasalnya, aktivitas berat seperti olahraga berintensitas tinggi, dapat memakan banyak energi tubuh dan memicu peningkatan keluarnya cairan melalui keringat. Hal ini akhirnya bisa menyebabkan dehidrasi. Sementara, selama berpuasa asupan cairan jadi terbatas dan tidak bisa dipenuhi kapan saja. Maka dari itu, sebaiknya Anda pilih jenis olahraga maupun aktivitas yang lebih ringan.<h3>3. Tidur harus cukup</h3>Sesuaikan waktu tidur Anda selama bulan Ramadan ini, sehingga meski harus bangun lebih awal Anda tidak kurang tidur. Melansir dari Sleep Foundation, orang yang tidur enam jam setiap malam lebih berisiko mengalami dehidrasi dibandingkan orang yang tidur delapan jam per malam. Penyebabnya? Saat tidur kita akan kehilangan cairan saat bernapas, tapi irama sirkadian dalam tubuh akan mengatur tingkat hidrasi dengan memroduksi vasopressin untuk meningkatkan retensi air. Vasopressin biasanya diproduksi pada bagian waktu terakhir kita tidur. Jika kita sering terbangun di malam hari atau kurang tidur, proses produksi vasopressin juga akan terganggu. Akibatnya, kita pun mengalami dehidrasi.<h3>4. Hindari makanan terlalu asin</h3>Rasa asin yang pas bikin makanan nikmat. Tapi kalau terlalu asin? Tubuh malah bisa dehidrasi. Pasalnya, makanan yang terlalu asin bisa membebani kerja ginjal. Untuk mengatasinya, tubuh akan menarik cairan dari sel-sel tubuh. Dampak yang kita rasakan adalah rasa kehausan. Karenanya, cegah dengan mengurangi konsumsi makanan yang terlalu asin.<h3>5. Makan buah</h3>Selain menyegarkan makan buah saat berbuka juga bisa mengembalikan cairan yang hilang selama berpuasa seharian. Supaya buah-buahan yang kita makan juga bisa memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sebaiknya pilih jenis buah yang mengandung banyak air. Misalnya, semangka, melon, atau jeruk.<h3>6. Kurangi minum kopi</h3>Sebenarnya kopi tidak secara langsung menyebabkan kita dehidrasi. Namun, menurut penelitian yang dimuat di jurnal Urology Annals, kafein dalam kopi bisa menimbulkan efek diuretik pada ginjal. Efek diuretik menyebabkan kita pun jadi lebih sering buang air kecil. Inilah yang membuat kita lebih berpeluang mengalami dehidrasi.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/7-menu-sahur-sehat-dan-lezat-pasti-kuat-puasa-seharian-1649305886915" target="_blank">7 Menu Sahur Sehat dan Lezat. Pasti Kuat Puasa Seharian!</a><h3>7. Minum Susu</h3>Mengonsumsi susu saat sahur dan setelah berbuka puasa juga dapat menjadi alternatif mencegah dehidrasi. Pasalnya, susu mengandung dua elektrolit penting untuk tubuh, yaitu natrium dan kalium. Dua elektrolit ini berperan dalam menjaga keseimbangan hidrasi dalam tubuh.Dengan adanya keseimbangan hidrasi dalam tubuh, kita pun dapat terhindar dari dehidrasi.Itulah sejumlah cara menghindari dehidrasi saat puasa.Jika Anda mengalami keluhan kesehatan selama bulan Ramadan ini, langsung saja lakukan telekonsultasi dengan dokter andalan di AlteaCare! Yuk, unduh <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber:<ul><li>Zhang, N., Du, S. M., Zhang, J. F., &amp; Ma, G. S. (2019). Effects of dehydration and rehydration on cognitive performance and mood among male college students in Cangzhou, China: a self-controlled trial. International journal of environmental research and public health, 16(11), 1891.</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Maret 2022. Water: How much should you drink every day?</li><li>
Korey Stringer Institute University of Connecticut. Diakses pada Maret 2022. This is How Being Dehydrated Impacts Your Worksouts</li><li>
Sleep Foundation. Diakses pada Maret 2022. Hydration and Sleep</li><li>
Vital Record, Texas A&amp;M Health Science Center. Diakses pada Maret 2022. You Asked: What Happens to Your Body When You Eat Too Much Salt?</li><li>
Everyday Health. Diakses pada Maret 2022. The 10 Top Hydrating Fruits</li><li>
Lohsiriwat, S., Hirunsai, M., &amp; Chaiyaprasithi, B. (2011). Effect of caffeine on bladder function in patients with overactive bladder symptoms. Urology annals, 3(1), 14.</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. Should You Drink Milk If You're Dehydrated?</li></ul>

INFOGRAFIK: 7 Jurus Anti Dehidrasi Selama Berpuasa. Catat supaya Puasa Lancar!

Memakai pelembap adalah salah satu ritual wajib untuk jaga kesehatan kulit saat puasa - Alteacare | Foto: Envato

Selain menahan lapar dan haus di bulan puasa ini, tidak sedikit dari kita yang mungkin juga khawatir akan masalah kesehatan kulit. Tidak heran. Sebab, saat berpuasa kulit memang cenderung lebih kering dari biasanya. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan kulit saat puasa?Perlu diketahui, keringnya kulit pada bulan puasa disebabkan kurangnya asupan cairan pada tubuh. Ini membuat kulit terasa lebih kering dan terlihat kusam. Selain itu, faktor cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi kulit.Buat Sobat Altea yang ingin tetap menjaga kesehatan kulitnya selama berpuasa, jangan cemas. Berikut ini adalah beberapa tips seputar perawatan kulit selama berpuasa.Yuk, simak dan praktikkan di rumah!<h2>Begini cara menjaga kesehatan kulit saat puasa!</h2>Jangan cuma berkutat di skincare. Perhatikan pola hidup dan kebiasaan sehari-hari supaya kulit terhindar dari kering: <h3>1. Pilih makanan yang tepat </h3>Pola makan adalah trik pertama yang perlu dikuasai untuk menjaga kesehatan kulit saat puasa. Saat sahur dan berbuka, pastikan menu Anda kaya dengan sayuran dan buah-buahan.Menurut Departemen Dermatologi dan Venereologi FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), sayur dan buah adalah jenis makanan berserat tinggi dan mengandung antioksidan yang sangat baik untuk kulit. Selain itu, hindari juga makanan yang tinggi gula dan lemak. 
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/4-jenis-ruam-kulit-yang-sering-dialami-1632714044433" target="_blank">4 Jenis Ruam Kulit yang Sering Dialami</a> 
<h3>2. Hati-hati pilih pasta gigi</h3>Yuk, cek pasta gigi yang sering Anda pakai. Apakah termasuk yang mengandung deterjen atau punya tambahan rasa mint? Nah, dua jenis ini ternyata bisa menyebabkan bibir gampang kering.Untuk menyiasatinya, Anda bisa pilih jenis pasta gigi yang tidak mengandung deterjen. Atau, lebih sering pakai pelembap bibir. Hindari juga membasahi bibir kering dengan lidah, karena ini juga bisa bikin bibir semakin kering.<h3>3. Pakai pelembap dan tabir surya? Harus!</h3>Berkurangnya asupan cairan selama berpuasa bisa bikin kulit Anda jadi lebih kering. Maka dari itu, pakai pelembap harus jadi ritual wajib sebelum beraktivitas. Ini bisa mencegah kulit kering dan teriritasi. Jangan lupa juga untuk selalu pakai tabir surya, supaya bisa melindungi kulit dari radiasi sinar ultraviolet.<h3>4. Tidur yang cukup</h3>Sobat Altea termasuk sering kurang tidur di bulan puasa? Ternyata ini bisa membuat kulit terlihat lebih kusam, lo!Karenanya, sebisa mungkin tidur yang cukup, ya! Anda bisa mulai mencoba tidur lebih cepat, sehingga bisa memenuhi durasi tidur minimal selama delapan jam. Pakar kesehatan kulit UGM menyebutkan, tidur yang cukup dapat membuat kulit lebih sehat dan terlihat lebih cerah.<h3>5. Banyak minum</h3>Anda mungkin bosan disuruh sering minum, tapi minum adalah cara paling ampuh untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh kita. Selain itu, kondisi dehidrasi juga bisa bikin kulit jadi kering. 
Yuk, pintar-pintar atur waktu minum di antara waktu berbuka hingga sahur esok harinya, supaya Anda bisa minum 2-3 liter setiap harinya. Jika perlu, Anda juga bisa menambahkan perasan lemon untuk mendetoksifikasi racun yang ada dalam tubuh. Hal ini juga bisa bikin kulit lebih sehat.Satu lagi, hindari kafein dan soda ketika bulan puasa. Pasalnya, jenis minuman ini cenderung menyerap kandungan mineral dalam tubuh dan membuat kulit kering.<h3>6. Berolahraga</h3>Berpuasa bukanlah alasan untuk berdiam diri di rumah sambil menunggu waktu berbuka. Ini tidak akan melindungi kulit dari ancaman berbagai penyakit.Justru Anda harus tetap melakukan aktivitas fisik atau berolahraga ringan agar dapat metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh yang baik dapat membuat kesehatan kulit tetap terjaga.<h3>7. Pakai sarung tangan</h3>Tangan adalah salah satu organ tubuh yang paling sering bersentuhan dengan beragam benda serta terkena paparan sinar matahari. Tangan juga yang paling sering kering duluan karena paparan sabun atau deterjen.Maka dari itu, Anda bisa lindungi kulit dengan gunakan sarung tangan saat mencuci piring, mencuci pakaian, atau mengendarai sepeda motor.<h3>8. Pilih sabun cuci muka yang tepat</h3>Seringkali pilihan sabun cuci muka yang kurang tepat malah bikin kulit kita jadi kering. Untuk itu, sebaiknya Anda mulai cermati produk sabun cuci muka yang sering dipakai. Kalau perlu ganti dengan pembersih yang lebih lembut, tidak mengandung alkohol, dan rendah deterjen. Cuci muka dua kali sehari setelah beraktivitas seharian.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/selain-pingsan-4-kondisi-ini-perlu-pertolongan-segera-1645532458328" target="_blank">Selain Pingsan, 4 Kondisi Ini Perlu Pertolongan Segera</a>
 <h3>9. Gunakan humidifier</h3>Meski hanya di dalam ruangan saja selama bulan puasa, bukan berarti kulit Anda terlindungi dari iritasi dan kekeringan. Pasalnya, udara dalam ruangan yang panas dan kering dapat membuat kulit kering.Kondisi seperti ini bisa membuat orang dengan kulit sensitif mengeluh kulitnya terasa gatal, kering, bahkan sampai mengelupas.Nah, salah satu cara menjaga kesehatan kulit saat puasa dalam kondisi ini adalah dengan memasang humidifier. Alat ini akan melembapkan udara di dalam ruangan, sehingga kita pun terhindar dari kondisi kulit kering.Itulah sejumlah cara menjaga kesehatan kulit saat puasa.Jika Anda memiliki keluhan seputar masalah kesehatan kulit, konsultasikan saja dengan dokter spesialis kulit dan kelamin tepercaya di AlteaCare!Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber:<ul><li>Biolite Dubai. Diakses pada Maret 2022. Tips and Treatments to Combat Dry Skin During Ramadan</li><li>
Universitas Gadjah Mada. Diakses pada Maret 2022. UGM Dermatologist Shares Tips on How to Mind Your Skin Health during Fasting</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. 8 Home Remedies for Dry Skin</li><li>
Mayo Clinic. Diakses pada Maret 2022. Dry Skin</li></ul>

9 Cara Menjaga Kesehatan Kulit Saat Puasa. Hati-Hati Kering!

Selalu patuhi protokol kesehatan saat berpuasa di bulan Ramadan - AlteaCare | Foto: Envato

Suasana berpuasa di masa pandemi memang sedikit berbeda dengan sebelum pandemi. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar ibadah puasa tetap lancar.Sejak berabad-abad lalu, ibadah puasa sudah jadi kewajiban bagi umat Muslim. Selain mendatangkan pahala, ibadah puasa juga memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan.Supaya bisa beribadah dengan khusyuk, kondisi kesehatan dan situasi di sekitar tidak boleh diabaikan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, virus corona bisa menyerang kapan saja dan siapa saja. <h2>5 Tips agar puasa lancar selama pandemi COVID-19</h2>Jangan sampai ibadah puasa terganggu akibat terpapar virus. Yuk, simak tips berpuasa lancar di masa pandemi berikut ini!<h3>1. Lengkapi vaksin primer dengan booster </h3>Menurut studi yang dimuat di Frontiers in Nutrition pada 2021, puasa punya manfaat baik untuk kesehatan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadan dapat memulihkan sistem kekebalan tubuh.Sebagai contoh, jika Anda berpuasa selama tiga hari saja, tubuh akan mulai memroduksi sel darah putih baru. Hal ini akan membantu tubuh melawan infeksi.Tentu akan lebih bagus lagi jika kita juga memperkuat sistem kekebalan tubuh lewat vaksin booster. Dengan meningkatnya imunitas, kita bisa terhindar dari gejala berat akibat virus Corona.Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/panduan-vaksinasi-booster-covid-19-1642561545309" target="_blank">Panduan Vaksinasi Booster COVID-19	</a> 
<h3>2. Punya komorbid? Jangan langsung vaksin booster</h3>Mereka yang punya penyakit penyerta dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dulu sebelum mendapat vaksin booster. Hal ini penting untuk memastikan kondisi kesehatan Anda memungkinkan untuk divaksin. Pemeriksaan dokter sebelumnya juga disarankan jika Anda sempat mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang agak berat pada dua dosis vaksin sebelumnya. Hal ini mengingat jenis vaksin booster yang digunakan, seperti vaksin Moderna, Pfizer, dan Astra Zeneca, juga dapat menimbulkan KIPI, semisal nyeri otot, lemas, dan demam. Jika berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu, Anda akan tahu obat apa saja yang perlu disiapkan untuk mengantisipasi KIPI. Misalnya, ketika demam sudah mencapai 39°&nbsp;Celcius, tentu Anda perlu minum parasetamol.Apabila KIPI yang dialami bisa selama 1-2 hari, Anda yang mendapat vaksin booster saat bulan puasa mungkin tidak dapat berpuasa. Tapi, jika KIPI terjadi lebih dari tiga hari, sebaiknya konsultasi lagi dengan dokter untuk memastikan penyebabnya. <h3>3. Protokol kesehatan jangan dilonggarkan</h3>Saat pandemi, protokol kesehatan harus ditaati dalam setiap aktivitas. Pasalnya, kita tidak tahu di mana virus bersarang. Bisa saja orang yang kita temui ternyata terpapar virus. Atau, malah kita yang sudah terpapar virus tanpa menyadarinya. Supaya penyebaran virus tidak meluas, protokol kesehatan tetap harus diterapkan, termasuk saat beribadah. Misalnya dengan tetap membawa alat ibadah sendiri saat beribadah di masjid, mengenakan masker, dan cucilah tangan sesering mungkin. Kemudian, jangan lupa untuk jaga jarak dengan orang lain.<h3>4. Hindari sahur dan buka puasa di tempat umum</h3>Sebelum pandemi, kita terbiasa menghadiri undangan buka puasa bersama. Atau, sahur ramai-ramai dengan warga satu RT. Meski saat ini kita sudah lebih leluasa untuk beraktivitas, sebaiknya undangan buka puasa maupun sahur bersama ditanggapi dengan bijak. Misalnya dengan menghadiri buka puasa yang dilakukan oleh keluarga besar atau komunitas tertentu saja. Atau, memilih tempat makan yang tidak terlalu padat. Kalau memang sedang tidak fit, mungkin Anda bisa pesan makanan saja di restoran favorit melalui aplikasi pengantaran makanan&nbsp;online atau e-commerce. Hingga kondisi membaik, berbuka puasa saja di rumah dulu bersama keluarga.<h3>5. Jaga pola makan</h3>Kunci menjaga kesehatan selama berpuasa adalah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Misalnya, dengan menyantap makanan mengandung protein dan vitamin saat sahur.Contoh menu saat sahur yang bisa Anda coba adalah oatmeal, sayur sup, capcay, orak-arik telur, bubur kacang hijau, dan lain-lain. Asupan makanan bergizi, tidak hanya memberi energi, namun juga memperkuat daya tahan tubuh kita. Apabila asupan makanan saja rasanya tidak cukup, Anda bisa mengonsumsi vitamin dan suplemen, seperti vitamin D3, vitamin C, dan zink. Ketiganya berfungsi menjaga sel dan jaringan tubuh selama berpuasa, juga menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah sakit.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/7-menu-sahur-sehat-dan-lezat-pasti-kuat-puasa-seharian-1649305886915" target="_blank">7 Menu Sahur Sehat dan Lezat. Pasti Kuat Puasa Seharian!	</a> 
Itulah sejumlah tips berpuasa saat pandemi Covid-19.Jika Anda mengalami gangguan kesehatan selama menjalankan ibadah puasa di masa pandemi ini, jangan ditunda-tunda. Segera lakukan telekonsultasi dengan dokter spesialis andalan di AlteaCare! Anda juga bisa melengkapi kebutuhan obat dan suplemen selama bulan Ramadan ini dengan membelinya di Toko Obat Altea. Caranya mudah, cukup buka aplikasi lalu temukan fitur Toko Obat di beranda utama. Pesanan Anda akan dikirim dari instalasi farmasi mitra AlteaCare yang terdekat dari lokasi Anda.Selamat menunaikan ibadah puasa, Sobat Altea! Sumber:<ul><li>Moghadam, M. T., Taati, B., Paydar Ardakani, S. M., &amp; Suzuki, K. (2021). Ramadan fasting during the COVID-19 pandemic; observance of health, nutrition and exercise criteria for improving the immune system. Frontiers in nutrition, 349.</li><li>
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diakses pada Maret 2022. Tips for Safe and Healthy Fasting During a Pandemic</li></ul>

5 Tips Puasa Lancar di Masa Pandemi. Utamakan Kesehatan!

Salad buah bisa jadi salah satu pilihan menu berbuka puasa yang sehat dan segar - AlteaCare | Foto: Envato

Saat menjalankan ibadah puasa, penting sekali memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi, baik saat sahur maupun berbuka. Perut kenyang sebaiknya jangan jadi tujuan utama. Kita pun harus perhatikan kandungan gizi dan nutrisi dalam setiap suapan. Setelah lebih dari 8 jam menahan haus dan lapar, makanan dan minuman yang sehat perlu jadi suatu keharusan. Dengan begitu, kondisi tubuh kita bisa tetap fit dan sehat selama bulan Ramadan hingga hari lebaran.<h2>Makanan seperti apa yang dibutuhkan saat berbuka?	</h2>Dilansir oleh British Nutrition Foundation, kita direkomendasikan untuk makan yang tinggi serat dan rendah lemak saat berbuka puasa. Dan, pastikan juga makanan atau minuman yang kita nikmati mengandung gula alami.Selain itu, karena tubuh kita terdiri dari 60% air, sangat penting menjaga stabilitas cairan dalam tubuh. Untuk itu, konsumsi air mineral harus cukup, supaya dapat terhindar dari dehidrasi dan menjaga kelancaran metabolisme. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/jadwal-minum-air-putih-terbaik-pastikan-tidak-dehidrasi-1646883372756" target="_blank" rel="nofollow">Jadwal Minum Air Putih Terbaik. Pastikan Tidak Dehidrasi!</a> 
<h2>7 Rekomendasi menu sehat buat buka puasa</h2>Berikut ini menu sehat rekomendasi Altea untuk berbuka puasa bersama keluarga di rumah saat adzan magrib tiba:<h3>1. Kurma</h3>Buah khas Timur Tengah ini kini mudah didapat di mana saja. Bentuknya memang kecil, tapi ternyata banyak sekali manfaatnya. Dalam satu butir kurma sudah terdapat kandungan nutrisi lengkap, mulai dari protein, vitamin, mineral, dan serat. Dilansir dari Medical News Today, kurma juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, yaitu polifenol, yang dapat mencegah kanker dan infeksi. Bahkan, kandungan polifenolnya lebih tinggi daripada buah-buahan lain.Selain itu, kurma juga punya rasa manis alami, sehingga bisa jadi alternatif takjil yang sehat. <h3>2. Air kelapa muda</h3>Mendekati waktu berbuka bisa jadi tenggorokan kita semakin kering. Nah, minum air kelapa begitu beduk buka puasa terdengar seperti bisa jadi ide yang segar buat melepas dahaga.Air kelapa muda termasuk jenis minuman sehat, karena mengandung elektrolit. Selain itu, manfaat lainnya adalah membantu meningkatkan kesehatan ginjal. Tentu saja, semua ini bisa didapat kalau kita minum air kelapa asli. Sebaiknya hindari mengonsumsi yang dalam kemasan karena sudah mengandung pemanis buatan.<h3>3. Teh hijau</h3>Ingin buka puasa dengan yang hangat-hangat dan tidak terlalu manis? Teh hijau bisa Anda coba.Dilansir oleh Healthline, teh hijau adalah salah satu minuman sehat, karena kaya akan antioksidan. Manfaatnya untuk tubuh antara lain:<ul><li>	Meningkatkan fungsi otak</li><li>
	Meluruhkan lemak</li><li>
	Melindungi dari kanker</li><li>
	Menurunkan risiko penyakit jantung</li></ul>Nah, ini bisa jadi pilihan buat Sobat Altea yang punya masalah berat badan. Daripada minum yang manis-manis, ganti dengan teh hijau supaya program diet selama bulan puasa bisa maksimal.<h3>4. Gado-gado</h3>Khasiat sehat kuliner khas Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Pasalnya, dalam satu porsi gado-gado sudah terdapat berbagai jenis sayuran yang kaya nutrisi.Kangkung, kacang panjang, toge, bayam, timun, labu siam, serta tambahan tempe dan tahu adalah sederet sumber vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.Kalau Anda mau buat sendiri di rumah, perhatikan waktu merebus sayuran. Jangan terlalu lama sampai sayurannya terlalu lembek. Sebab, ini pertanda sayuran kelewat matang dan nilai nutrisinya sudah banyak berkurang.<h3>5. Kentang tumbuk (mashed potato)</h3>Bosan makan nasi? Anda bisa jadikan kentang sebagai makanan pokok berbuka puasa. Seperti dilansir dari WebMD, kentang memiliki kandungan serat yang baik untuk kesehatan. Menu makanan yang tinggi serat bisa membantu mencegah penyakit jantung, serta menjaga kadar kolesterol dan gula darah Anda. Selain itu, kentang juga bisa bikin Anda kenyang lebih lama sehingga mencegah makan berlebihan.<h3>6. Jus buah</h3>Mau yang segar-segar untuk berbuka puasa? Anda bisa makan buah potong atau menikmati segelas jus buah. Tinggal pilih buah yang disuka, lalu masukkan ke dalam blender. Mau tambahkan sedikit es boleh. Tapi kalau gula, sebaiknya jangan ya. Perlu diingat, jus buah memang sehat. Tapi kalau dikonsumsi terlalu banyak, apalagi pakai tambahan gula dan kental manis, ini malah buruk buat kadar gula darah Anda. Salah-salah malah badan tambah melar usai lebaran! <h3>7. Salad buah</h3>Kelewat sibuk kerja, begitu menjelang buka puasa belum masak apa-apa? Tenang. Salad buah bisa jadi solusi praktis dan sehat.Siapkan buah-buahan, cuci bersih, lalu potong kecil-kecil. Tambahkan yogurt, dan.. tadaaa! Hidangan buka puasa sudah siap disantap. Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/7-menu-sahur-sehat-dan-lezat-pasti-kuat-puasa-seharian-1649305886915" target="_blank">7 Menu Sahur Sehat dan Lezat. Pasti Kuat Puasa Seharian!</a>Salad buah juga bisa dikonsumsi setiap hari bersama makanan lainnya. Menurut studi, kebiasaan makan buah setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 10%. Buat Sobat Altea yang ingin makan sehat selama berpuasa tapi punya kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau berat badan berlebih, jangan cemas. Anda bisa diskusikan pola makan yang tepat supaya ibadah puasa bisa lancar. Yuk, lakukan telekonsultasi dengan dokter di <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>supaya bisa dapat saran dan rekomendasi dari dokter spesialis yang berpengalaman. Segera unduh aplikasinya di sini dan buat janji dengan dokter pilihan Anda! 
 Sumber:<ul><li>Healthline. Diakses pada Maret 2022. Should You Eat Salad for Breakfast?</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Maret 2022. Types of fruit juice, their benefits, and how much to drink</li><li>
WebMD. Diakses pada Maret 2022. Health Benefits of Potatoes</li><li>
Queensland Health. Diakses pada Maret 2022. Does how you cook veggies change how good they are for you?</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. 10 Evidence-Based Benefits of Green Tea</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. 7 Science-Based Health Benefits of Coconut Water</li><li>
Medical News Today. Diakses pada Maret 2022. Are dates healthful?</li><li>
Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2022. 3 ways to fuel your body and stay fit while fasting</li><li>
British Nutrition Food. Diakses pada Maret 2022. A healthy Ramadan</li></ul>

7 Menu Sehat Buat Buka Puasa. Wajib Dicoba!

Tenangkan pikiran dan hindari stres untuk mencegah asam lambung naik selama puasa - AlteaCare | Foto: Envato

Punya gangguan maag dan GERD bisa bikin perut kita tiba-tiba sakit serta tubuh tidak nyaman. Kalau asam lambung sampai naik saat sedang berpuasa, bisa-bisa batal, nih! Maka dari itu, Anda perlu persiapan khusus supaya puasa lancar tanpa masalah.Kunci utama supaya bisa aman dari naiknya asam lambung selama berpuasa selama bulan Ramadan adalah memerhatikan asupan makan saat berbuka dan sahur. Tapi, itu saja tidak cukup. Menurut dr. Kaka Renaldi Sp.PD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Mitra Keluarga, kita juga perlu mengoreksi beberapa kebiasaan buruk. Misalnya saja, langsung tidur sehabis sahur, yang bisa memperburuk kondisi maag dan GERD.“Ketika penyakit ini kumat, masalah-masalah lain akan menghampiri. Meskipun bukan penyakit yang mematikan seperti jantung, kambuhnya maag dan GERD bisa menurunkan kualitas hidup Anda. Misalnya, perubahan mood yang menyebabkan hubungan sosial menjadi terganggu,” kata dr. Kaka saat jadi narasumber pada AlteaTalk Episode 21.Mengambil tema "Persiapan Puasa Aman bagi Penderita Maag &amp; GERD", dalam acara live streaming di Instagram @alteacare.id pada Minggu, 3-April-2022 lalu dr. Kaka membagikan tipsnya seputar persiapan puasa buat para penderita maag dan GERD.Yuk, simak dan catat supaya bisa cegah maag dan GERD Anda kambuh!Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/pengidap-gerd-masih-bisa-puasa-begini-tipsnya-1648785520186" target="_blank">Pengidap GERD Masih Bisa Puasa. Begini Tipsnya! </a> 
<h2>Ini dia pemicu kambuhnya maag dan GERD saat puasa!</h2>Sebenarnya, kondisi gangguan maag dan GERD tidak boleh menghalangi kita menunaikan ibadah puasa. Bahkan, beberapa penelitian membuktikan, orang yang mengidap maag dan GERD justru bisa sembuh setelah puasa.Namun, seringkali pengidap maag dan GERD masih bandel dan tidak sadar apa yang dikonsumsi. Banyak juga yang masih nekat minum kopi dan merokok, padahal ini sangat tidak direkomendasikan. Pasalnya, kata dr. Kaka, kafein dan nikotin bisa mengikis bagian mukus, sehingga lambung jadi sensitif dan sakit.Kalau bagian mukus sudah terkikis dan rusak, efeknya bak lingkaran setan. Anda jadi tak selera makan, walhasil asupan nutrisi pun kurang. Kemudian, kondisi tubuh menjadi tidak stabil. Wajah terlihat pucat dan badan lemas, tambah dr. Kaka.<h2>Persiapan supaya puasa aman</h2>Berikut ini beberapa saran dari dr. Kaka supaya Anda bisa berpuasa aman tanpa khawatir gangguan maag atau GERD datang karena asam lambung naik:<h3>1. Minum obat</h3>Pada kondisi tertentu pengidap maag dan GERD butuh minum obat untuk meredakan gejala, biasanya sebelum atau sesudah makan.Ada sebagian orang yang mungkin ingin menunggu sebentar setelah makan, baru setelahnya minum obat. Tapi, menurut dr. Kaka hal ini tidak memengaruhi reaksi obat. Jadi tidak masalah buat langsung konsumsi obat setelah sahur atau buka puasa. <h3>2. Perhatikan menu buka dan sahur</h3>Perhatikan asupan nutrisi saat sahur dan berbuka. Jangan sampai terlalu banyak makan karbohidrat. Sebagai acuan, Anda bisa ikuti panduan “Isi Piringku” yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan. Seimbangnya komposisi protein, karbohidrat, dan vitamin ini penting agar dapat memperbaiki mukus di lambung. Selain itu, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari para pengidap maag dan GERD:<ul><li>	Buah-buahan yang rasanya asam, seperti nanas, mangga muda, dan lemon</li><li>
	Produk probiotik seperti yogurt yang juga asam. Jika Anda ingin mengonsumsi probiotik, dr. Kaka menyarankan untuk menggantinya dengan probiotik yang dikemas dalam bentuk obat.</li><li>
	Jeroan sebaiknya juga tidak dimasukkan dalam menu buka dan sahur, ya. Pasalnya, makanan ini punya kandungan lemak tinggi, yang dapat memicu naiknya asam lambung.</li></ul>Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/kenali-ciri-ciri-gerd-dan-menu-makanan-yang-harus-dihindari-1637657751073" target="_blank">Kenali Ciri-ciri GERD dan Hindari Menu Makanan Ini!</a> 
 <h3>3. Cairan juga harus cukup</h3>Saat puasa, tubuh lebih cepat kehilangan cairan, Anda perlu mengembalikannya dengan mengonsumsi air mineral yang cukup. Supaya tubuh terhidrasi dengan baik selama berpuasa, Anda disarankan minimal minum sekitar 2 liter air setiap hari.<h3>4. Kontrol emosi dan stres</h3>Betul, saat berpuasa kita harus menahan emosi. Tapi, nyatanya ada saja yang bisa bikin kita kesal. Misalnya saat order makanan online untuk berbuka tidak kunjung sampai. Atau, terkena macet berjam-jam saat pulang kantor. Saat kita stres, secara otomatis otot-otot di lambung jadi tegang dan asam lambung pun terpicu naik. Nah, karenanya Anda perlu belajar kendalikan emosi dan stres supaya tidak berakibat buruk bagi lambung.Nah, itulah tips persiapan puasa dari dr. Kaka untuk Sobat Altea yang mengidap gangguan maag dan GERD.Jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut seputar gangguan maag dan GERD yang dialami, langsung saja unduh AlteaCare.&nbsp;Lakukan registrasi, lalu pilih dokter spesialis yang ingin Anda temui melalui telekonsultasi dengan video call. Yuk, download <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare </a>segera!

Cara Cegah Asam Lambung Naik Saat Puasa. Begini Saran Ahli!

Buat Sobat Altea yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan, jangan sampai lupa sahur, ya! Pasalnya, menu sahur sehat sangat penting supaya kesehatan tetap terjaga selama bulan suci ini.
Sayangnya, banyak orang kerap lupa sahur sebelum memulai puasa. Akibatnya, seharian ia harus menahan lapar dan haus tanpa asupan energi yang cukup. Awalnya mungkin tidak terasa ada masalah. 
Tapi, melansir dari Healthline, bila ini jadi kebiasaan respon tubuh pun akan buruk. Misalnya, metabolisme melambat dan sistem imun melemah. Ujung-ujungnya, kesehatan mental pun terpengaruh.
Maka dari itu, sangat penting bagi Anda untuk mengawali puasa hari ini dengan makan sahur. Dan, jangan lupa. Perhatikan juga jenis makanan yang disantap saat sahur.
<h2>Rekomendasi Menu Sahur Sehat di Bulan Puasa</h2>
Ingin tahu apa saja makanan yang sebaiknya disantap saat sahur? Ini dia rekomendasi menu sahur sehat Altea! Yuk, dicoba!
<h3>1. Sup sayuran</h3>
Semangkuk sup sayuran yang hangat pastinya nikmat disantap saat sahur. Tidak hanya itu, cara membuatnya juga sangat mudah. Cukup masukkan berbagai jenis sayuran ke dalam kuah kaldu di panci, tambah dengan bumbu—anti gagal!
Sup sayuran mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat, serta rendah lemak dan kalori. Mengawali santap sahur dengan sup dapat membawa dampak baik untuk kesehatan Anda.
Selain itu, studi yang dimuat di jurnal Appetite menyebutkan, sup dapat lebih mengenyangkan perut dibandingkan jenis makanan lainnya. Dan, karena isinya macam-macam, total kalori yang Anda dapatkan saat sahur dengan sup dan lauk lainnya bisa lebih banyak daripada tanpa makan sup.
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/pola-makan-pembasmi-emotional-eating-perlu-ditiru-1643366563940" target="_blank">Pola Makan Pembasmi Emotional Eating, Perlu Ditiru!</a> 

<h3>2. Capcay</h3>
Sayur capcay juga bisa menjadi alternatif menu sahur sehat. Menu yang terbuat dari tumisan sayur-sayuran dan potongan daging ini dapat memenuhi kebutuhan protein dan serat Anda.
Selain itu, capcay juga mengandung vitamin A dan C yang dibutuhkan tubuh. Anda pun siap menjalankan ibadah puasa! 
<h3>3. Oatmeal atau havermut</h3>
Bangun terlambat dan tidak bisa masak? Kalau begitu, semangkuk oatmeal atau havermut bisa jadi pilihan menu sahur cepat cepat. Selain praktis, juga sangat bermanfaat untuk kesehatan, terutama saat puasa!
Mengonsumsi oatmeal dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dan kadar gula darah, serta memelihara bakteri baik dalam usus. Havermut juga kaya serat sehingga bisa mencegah sembelit dan menurunkan peluang terkena kanker usus besar.
Buat yang sedang jaga berat badan, havermut bisa jadi pilihan karena bisa mengenyangkan sehingga Anda tidak gampang lapar. Penelitian yang dimuat di Journal of the American College of Nutrition menyebutkan, kandungan beta glukan dalam oatmeal berperan menimbulkan rasa kenyang.
<h3>4. Tumis brokoli dan udang</h3>
Tidak hanya sehat, tumis brokoli dan udang juga sangat mudah dibuat di rumah. Tidak perlu lama-lama, Anda hanya perlu menumis brokoli, udang, bawang putih dengan gula, garam, merica, dan bumbu. Lalu, jadilah menu sahur sehat dan lezat.
Dari segi gizi, brokoli mengandung banyak vitamin, serat, dan antioksidan. Kandungan tersebut sangat membantu Anda saat menjalankan ibadah puasa. Serat bisa membuat perut kenyang lebih lama karena proses pencernaannya lebih lambat.
Perpaduan dengan udang membuat lauk ini makin sehat dan lengkap nutrisinya. Udang diketahui mengandung vitamin B12, zinc, omega-3, dan antioksidan. Anda bisa kenyang dan sehat selama puasa seharian!
<h3>5. Telur orak-arik</h3>
Ini dia satu menu sahur sehat instan lain yang bisa jadi solusi buat Anda. Meski lauknya simpel, Anda bisa dapat banyak nutrisi dari telur. Mulai dari protein, kalsium, hingga berbagai vitamin seperti vitamin A, B3, B12, D, EK, K, dan B6. Kandungan protein dalam telur bisa bikin kita merasa kenyang lebih lama.
<h3>6. Bubur kacang hijau</h3>
Tidak terbiasa makan berat di pagi hari? Bubur kacang hijau dapat menjadi alternatif menu sahur sehat. Meski bukan nasi, bubur kacang hijau dapat mengenyangkan kita, lo!
Mengutip Healthline, kandungan serat dan protein dalam kacang hijau bisa menurunkan kadar si hormon lapar, yaitu ghrelin. Sementara itu, kacang hijau juga dapat meningkatkan kadar hormon peptida dan kolesistokinin, yang menimbulkan rasa kenyang.
Dengan mengonsumsi bubur kacang hijau, rasa lapar Anda pada siang hari dapat berkurang dan puasa pun bisa berjalan lancar.
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/begini-cara-dapatkan-makanan-tinggi-serat-setiap-hari-1640143958660" target="_blank">Begini Cara Dapatkan Makanan Tinggi Serat Setiap Hari</a> 

<h3>7. Buah-buahan</h3>
Tidak perlu repot masak dan mengolah, buah-buahan bisa jadi menu sahur sehat Anda. Seperti yang telah diketahui, buah-buahan mengandung banyak vitamin dan serat. Ini baik untuk menjaga daya tahan tubuh Anda selama berpuasa.
Selain itu, melansir Web MD, mengonsumsi buah-buahan sebelum beraktivitas juga dapat mengurangi rasa lapar dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Itulah sejumlah menu sahur sehat yang bisa Anda coba selama Bulan Ramadan ini.
Jika Anda memiliki keluhan seputar kesehatan selama berpuasa, jangan ragu untuk lakukan telekonsultasi dengan dokter tepercaya melalui aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare</a>!
Yuk, unduh aplikasinya, registrasi, dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! 

 
 
Sumber:
<ul>
 <li>Healthline. Diakses pada Maret 2022. Why Starving Yourself Isn’t a Good Idea for Weight Loss</li>
 <li>
 Healthline. Diakses pada Maret 2022. Is Soup Healthy, and Which Types Are Best?</li>
 <li>
 Flood, J. E., &amp; Rolls, B. J. (2007). Soup preloads in a variety of forms reduce meal energy intake. Appetite, 49(3), 626-634. </li>
 <li>
 InLivo. Diakses pada Maret 2022. Cap Cay</li>
 <li>
 Rebello, C. J., Johnson, W. D., Martin, C. K., Han, H., Chu, Y. F., Bordenave, N., ... &amp; Greenway, F. L. (2016). Instant oatmeal increases satiety and reduces energy intake compared to a ready-to-eat oat-based breakfast cereal: a randomized crossover trial. Journal of the American College of Nutrition, 35(1), 41-49.</li>
 <li>
 Healthline. Diakses pada Maret 2022. Top 14 Health Benefits of Broccoli</li>
 <li>
 Eatingwell. Diakses pada Maret 2022. Is Shrimp Healthy? Here's What a Dietitian Says</li>
 <li>
 Keck Medicine of USC. Diakses pada Maret 2022. 9 Health Benefits of Eating Eggs for Breakfast</li>
 <li>
 Healthline. Diakses pada Maret 2022. 10 Impressive Health Benefits of Mung Beans</li>
 <li>
 Web MD. Diakses pada Maret 2022. Foods That Curb Hunger</li>
</ul>

7 Menu Sahur Sehat dan Lezat. Pasti Kuat Puasa Seharian!

Sesuaikan jenis olahraga di masa puasa dengan kemampuan dan kondisi kesehatan Anda - AlteaCare | Foto: Envato

Banyak dari kita mungkin enggan berolahraga saat sedang menjalankan puasa. Alasannya beragam: misalnya takut nanti haus atau lemas. Padahal, sebenarnya olahraga saat puasa bisa menunjang kesehatan kita!Beberapa studi membuktikan bahwa berolahraga saat sedang berpuasa dapat menjaga kekuatan otot serta melancarkan metabolisme tubuh. Selain itu, aktivitas ini juga membantu mengendalikan kadar gula darah.Berolahraga di bulan puasa juga memungkinkan Anda membakar lebih banyak lemak. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan Journal of Nutrition and Metabolism, asupan energi dari makanan dan minuman jadi turun. Sebagai gantinya, saat berolahraga tubuh akan membakar lemak yang ada di tubuh sebagai sumber energi.Melihat manfaat tersebut, tentu tidak ada alasan lagi untuk melewatkan olahraga di bulan puasa, 'kan? Ayo, segera siapkan perlengkapan Anda dan mulai berolahraga!<h2>5 Tips Olahraga Saat Puasa Untuk Jaga Kebugaran</h2>Anda mungkin bertanya, kapan waktu yang tepat untuk berolahraga? Jenis olahraga apa saja yang bisa dilakukan saat berpuasa? Yuk, simak jawabannya lewat tips olahraga saat puasa berikut ini!<h3>1. Waktu olahraga saat puasa</h3>Karena sepanjang hari tidak makan dan minum, kita harus perhatikan waktu yang tepat untuk berolahraga.Melansir Healthline, secara umum ada tiga waktu yang tepat untuk berolahraga. Anda bisa pilih sesuai kemampuan:<ul><li>	Sebelum berbuka: ini pas buat Anda yang tidak ada masalah untuk memeras keringat dalam kondisi perut sedang kosong</li><li>
	Sesudah berbuka: Anda bisa pindahkan jadwal latihan sesudah buka puasa, tapi pastikan kondisi perut jangan terlalu penuh</li><li>
	Setelah sahur: waktu ini tepat untuk berjalan kaki santai sekaligus menyiapkan tubuh melakukan aktivitas pada hari itu</li></ul>Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/7-alasan-olahraga-bareng-teman-lebih-baik-daripada-sendirian-1648800908621" target="_blank">7 Alasan Olahraga Bareng Teman Lebih Baik Daripada Sendirian</a> 
<h3>2. Makanan harus penuh gizi</h3>Untuk menyeimbangkan energi yang keluar saat berolahraga, kita harus mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Tidak hanya itu, pastikanlah nutrisi yang dikonsumsi juga sesuai dengan jenis olahraga yang dipilih.Sebagai contoh, jika sering melakukan olahraga berat seperti angkat beban, Anda perlu mengonsumsi protein. Ini akan membantu proses regenerasi tubuh setelah latihan.<h3>3. Pilih jenis olahraga yang tepat</h3>Apa saja rekomendasi jenis olahraga saat puasa di bulan Ramadan? Nah, ini juga penting dipertimbangkan.Mengutip Healthline, jika Anda mengambil waktu olahraga sebelum berbuka puasa, sebaiknya pilih jenis olahraga yang ringan. Misalnya, berjalan kaki, yoga, naik-turun tangga, atau pilates.Sementara jika ingin latihan setelah berbuka puasa, Anda bisa lakukan latihan kardio, semisal jogging, berenang, bersepeda, lompat tali, dan lain-lain. Alternatif lainnya, Anda bisa melakukan olahraga permainan, semisal badminton, sepakbola, atau bola basket.Jangan lupa, sesuaikan pilihan juga dengan kemampuan, ya! Kalau bermain badminton setelah berbuka puasa rasanya tidak kuat atau pusing, sebaiknya istirahat dan pilih kegiatan lain yang lebih ringan.<h3>4. Jangan lupa banyak minum</h3>Saat berpuasa, kita memang jadi terbatas dan tidak bisa minum. Namun, bukan berarti kebutuhan cairan jadi diabaikan.Pastikan Anda tetap minum yang cukup, yaitu dua hingga tiga liter per hari. Sisipkan di antara waktu Anda tidak berpuasa. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mencegah Anda dari dehidrasi. Dengan begitu, rutinitas Anda, termasuk berolahraga, tidak akan terganggu.<h3>5. Jangan memaksakan diri</h3>Semua orang tentu ingin tubuhnya sehat. Tapi, jangan sampai Anda lantas memaksakan berolahraga saat puasa.Pantau kondisi Anda selagi berolahraga, supaya tidak nantinya kelelahan dan jatuh sakit. Fokuskan kegiatan olahraga di bulan puasa ini untuk menjaga kondisi kesehatan, bukannya untuk membentuk lengan kekar atau perut berotot. Jadi, tidak masalah kalau Anda latihan dengan beban yang lebih ringan. Atau berlari dengan rute lebih pendek. Plus, saat tubuh mulai terasa tidak nyaman, jangan segan untuk berhenti sejenak.Kegiatan olahraga juga sebaiknya perlu dipertimbangkan bersama dokter spesialis jika Anda memiliki kondisi berikut:<ul><li>	mengidap diabetes</li><li>
	memiliki tekanan darah rendah</li><li>
	punya masalah gangguan makan</li><li>
	sedang hamil dan menyusui</li></ul>
Baca Juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/manfaat-olahraga-buat-tumbuh-kembang-anak-1645430762008" target="_blank">Manfaat Olahraga Buat Tumbuh Kembang Anak</a> 
Itulah sejumlah tips olahraga saat puasa, mulai dari pemilihan waktu yang tepat hingga jenis latihan yang bisa dilakukan.Bila Anda memiliki keluhan seputar masalah kesehatan, konsultasikan saja dengan dokter tepercaya melalui AlteaCare! Yuk, unduh aplikasi <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare</a> dan segera buat janji dengan dokter andalan Anda! Sumber: <ul><li>Healthline. Diakses pada Maret 2022. How to Exercise Safely During Intermittent Fasting</li><li>
Bachman, J. L., Deitrick, R. W., &amp; Hillman, A. R. (2016). Exercising in the fasted state reduced 24-hour energy intake in active male adults. Journal of Nutrition and Metabolism, 2016. </li><li>
Medical News Today. Diakses pada Maret 2022. Can you workout while doing an intermittent fast?</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. Can You Drink Water When Fasting?</li></ul>

5 Tips Olahraga Saat Puasa. Perhatikan Waktu & Jenis Latihan!

Pengidap GERD dianjurkan membatalkan puasa dengan kudapan ringan, seperti kurma, dan air putih - AlteaCare | Foto: Envato

Kalau Anda termasuk penderita GERD menahun, puasa bisa menjadi tantangan tersendiri. Minggu-minggu pertama berpuasa, bukan tak mungkin Anda kerap merasa nyeri di dada dan perut. Melansir dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, rasa tidak nyaman yang diakibatkan GERD biasanya hanya terjadi selama 7-10 hari pertama berpuasa. Setelah itu, tubuh akan beradaptasi, sehingga Anda dapat nyaman menjalani puasa tanpa bantuan obat.Yang disering dikhawatirkan mungkin adalah kambuhnya GERD saat Anda sedang menjalankan ibadah puasa. Nah, untuk itu, sebaiknya Anda pahami dulu seperti apa karakteristik GERD dan bagaimana mencegahnya supaya tidak kambuh selama bulan Ramadan. Yuk, simak selengkapnya berikut ini! Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/kenali-ciri-ciri-gerd-dan-menu-makanan-yang-harus-dihindari-1637657751073" target="_blank">Kenali Ciri-ciri GERD dan Hindari Menu Makanan Ini!</a> 
<h2>Bolehkah berpuasa walau menderita GERD?</h2>Pertama-tama, Sobat Altea perlu tahu kalau GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah gangguan kronis yang terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan, sehingga menimbulkan iritasi. Jadi, normalnya saat kita menelan makanan, makanan akan melewati kerongkongan dan masuk ke lambung. Supaya makanan tidak naik kembali melalui kerongkongan, ada katup di bagian kerongkongan yang berkontraksi segera setelah makanan masuk ke lambung, namanya lower esophageal sphincter.Nah, GERD terjadi ketika katup atau sphincter ini tidak menutup dengan benar. Akibatnya, isi lambung yang sifatnya asam pun bisa naik hingga ke mulut. Ada beberapa hal yang dapat Anda rasakan saat asam lambung naik. Antara lain adalah: <ul><li>	Dada terasa sakit dan seperti terbakar (heartburn), yang semakin parah di malam hari </li><li>
	Mulut terasa asam akibat terjadi refluks (gerakan balik) asam lambung</li><li>
	Sulit menelan makanan</li><li>
	Di tenggorokan seperti ada yang mengganjal</li></ul>Keluhan seperti ini tentu saja tidak Anda alami sesekali saja. Anda kemungkinan mengalami GERD jika mengalami gejalanya lebih dari dua kali seminggu. Pertanyaannya, apakah berbagai keluhan GERD tersebut bisa berdampak pada puasa Anda? Ternyata tidak. Penelitian terbatas yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menemukan, keluhan GERD justru dapat lebih ringan saat seseorang berpuasa dibandingkan tidak berpuasa. Anda pun bisa makin semangat untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan, karena penelitian juga menyebutkan bahwa puasa bahkan dapat memperbaiki gejala GERD. <h2>Begini caranya supaya puasa pengidap GERD lancar!</h2>Tentu saja, begitu dapat sinyal boleh puasa bukan berarti Anda bisa bebas makan apa saja, ya! Sebab, Anda tetap perlu perhatikan asupan dan pola makan ketika sahur atau pun berbukaIni dia tips yang bisa Anda lakukan selama berpuasa:<h3>1. Hindari jenis makanan pemicu GERD</h3>Melansir dari Healthline, kandungan senyawa capsaisin yang banyak terdapat dalam makanan pedas dapat mengiritasi kerongkongan, sehingga menyebabkan refluks asam lambung.Sementara itu, studi yang dilakukan di Korea dan dimuat di Journal of Neurogastroenterology and Motility juga menemukan beberapa jenis makanan yang bisa jadi pemicu kambuhnya GERD. Jenis-jenis makanan tersebut antara lain adalah makanan pedas dan yang digoreng.Nah, buat pecinta K-drama sebaiknya pikir-pikir lagi ya kalau mau mencoba menu buka puasa ala Korea, misalnya teoppoki yang super pedas itu! Selain itu, sebaiknya Anda juga hindari mengonsumsi jenis makanan yang rasanya asam dan juga punya kandungan lemak tinggi. <h3>2. Cermat pilih menu berbuka</h3>Setelah berjam-jam perut kosong, ketika tiba waktunya untuk berbuka puasa sebaiknya Anda tidak langsung mengonsumsi makanan berat. Sebab, ini bisa bikin lambung kaget.Sebaiknya, pilih jenis makanan ringan dan rendah lemak dulu, seperti kurma atau salad buah. Mau minum yang agak manis sedikit juga boleh, tapi jangan terlalu manis, ya!Setelah itu, barulah Anda secara bertahap mulai menyantap menu berbuka. Jangan lupa, porsinya jangan sampai berlebihan dan pastikan Anda juga minum air putih untuk menghilangkan rasa dahaga. <h3>3. Santai saja makannya! </h3>Saat makan sahur, kita cenderung makan dengan buru-buru karena sudah mendekati waktu Imsak. Nah, makan terlalu cepat seperti ini bisa mempersulit kinerja sistem pencernaan. Seperti dilansir dari Very Well Health, terganggunya sistem pencernaan bisa meningkatkan peluang mengalami heartburn atau rasa panas di dada. Untuk menyiasatinya, sebaiknya Anda pasang alarm supaya bangun lebih awal dan punya waktu untuk memasak. Kemudian, saat makan juga perlambat kecepatan mengunyah dan nikmati setiap suapan makanan. Puasa pun bisa jadi lebih mindful. <h3>4. Hindari makan terlalu banyak</h3>Setelah menahan rasa haus dan lapar begitu lama, saat berbuka puasa kita mungkin cenderung kalap. Rasanya apa pun mau dimakan. Begitu juga saat sahur. Kita sering berpikir untuk makan lebih banyak supaya kuat puasanya.Padahal, baik makan sahur maupun berbuka sebaiknya dikontrol. Pasalnya, makan yang banyak bisa membuat lambung jadi meregang, sehingga tekanan ke atas menuju katup di kerongkongan meningkat. Akibatnya, asam lambung pun naik dan Anda dapat mengalami heartburn.Supaya ini tidak sampai terjadi, sebaiknya santap makanan secukupnya dan agar lebih kenyang Anda bisa pilih jenis makanan yang sifatnya lebih mengenyangkan.Baca juga: <a href="https://alteacare.com/article-detail/begini-cara-dapatkan-makanan-tinggi-serat-setiap-hari-1640143958660" target="_blank">Begini Cara Dapatkan Makanan Tinggi Serat Setiap Hari</a> 
<h3>5. Jangan langsung tidur setelah sahur atau berbuka</h3>Ini sering terjadi: saat perut kekenyangan rasanya jadi mager dan maunya rebahan saja. Apalagi saat sahur, rasa kantuknya masih terasa. Setelah makan rasanya ingin lanjut tidur lagi.
Eits, tunggu dulu. Ini tidak baik, lo, buat kesehatan. Sebab kalau kita langsung rebahan setelah makan, makanan yang baru masuk perut bisa naik lagi dan menekan katup kerongkongan. Akibatnya bisa ditebak, asam lambung jadi naik.Sebaiknya Anda tunggu dulu sekitar 2-3 jam sebelum melanjutkan tidur lagi, ya! Buat Sobat Altea yang masih mengalami gangguan GERD di bulan puasa, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter sebelum nantinya malah menghalangi ibadah. Anda bisa manfaatkan telekonsultasi dari rumah saja dengan dokter spesialis penyakit dalam di AlteaCare untuk dapatkan saran dan rekomendasi seputar berpuasa sehat sesuai kondisi kesehatan. Yuk, download <a href="http://onelink.to/alteacare" target="_blank">AlteaCare</a> segera, lalu buat janji dengan dokter spesialis andalan! 
 Sumber:<ul><li>Cleveland Clinic. Diakses pada Maret 2022. GERD (Chronic Acid Reflux)</li><li>
Healthline. Diakses pada Maret 2022. What foods should you avoid with acid reflux (heartburn)?</li><li>
Choe, J. W., Joo, M. K., Kim, H. J., Lee, B. J., Kim, J. H., Yeon, J. E., Park, J. J., Kim, J. S., Byun, K. S., &amp; Bak, Y. T. (2017). Foods Inducing Typical Gastroesophageal Reflux Disease Symptoms in Korea. Journal of neurogastroenterology and motility, 23(3), 363–369.</li><li>
Mayoclinic. Diakses pada Maret 2022. Gastroesophageal reflux disease (GERD)</li><li>
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diakses pada Maret 2022. Tips aman berpuasa bagi penderita GERD</li><li>
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Diakses pada Maret 2022. Penderita GERD Tidak Perlu Ragu Menjalani Ibadah Puasa Ramadan</li><li>
Verywell Health. Diakses pada Maret 2022. 10 Things to Stop Doing If You Have GERD</li></ul>